Selasa, 03 Mei 2011


HARDIKNAS 2011

penndidikan


Pendidikan  bertujuan  untuk  meningkatkan  kualitas    manusia  yaitu manusia yang beriman dan  bertaqwa  terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin,  bekerja  keras, tangguh,  bertanggung  jawab,  mandiri, sadar dan trampil serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan    merupakan    proses    budaya    untuk   meningkatkan  harkat dan martabat manusia  dan  berlangsung   seumur  hidup,  dilaksanakan didalam  lingkungan  keluarga, sekolah dan diluar sekolah (non formal).

Hari ini, 2 Mei 2011 merupakan Hari Pendidikan Nasional. Namun tidak sedikit anak yang kurang beruntung, tidak bisa menikmati status sebagai pelajar dan duduk di bangku sekolah layaknya teman-teman seusianya karena berbagai alas an, diantaranya alasan ketidakmampuan orang tua untuk menyekolahkan anaknya (baca : ekonomi). Biaya sekolah yang tidak ter-cover dana BOS (Biaya Operasional Sekolah) dirasa berat bagi sebagian masyarakat di Tulungagung dan mungkin juga masyarakat di luar Tulungagung.
Fenomena Drop Out Sekolah merupakan indikator terputusnya salah satu dukungan perlindungan anak. Pendidikan merupakan eskalator bagi masyarakat miskin guna meraih kesempatan melakukan mobilisasi vertikal dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Dengan pendidikan masyarakat miskin lebih mempunyai banyak pilihan dalam mencari sumber penghidupan dan memperluas akses dalam lingkungan pendidikan. Padahal kenyataanya drop out banyak dialami masyarakat miskin dengan beberapa penyebab diantaranya :
  • Akses ke lembaga pendidikan setelah sekolah dasar, letak SMP atau MTs yang jauh sehingga butuh biaya transport. Apalagi tidak semua kecamatan memiliki SMA/SMK atau MA;
  • Anak keluarga miskin yang terpaksa ikut bekerja, jika belajar tidak optimal dan anak-anak merasa memperoleh solusi dengan bekerja maka mereka menganggap pendidikan tidak prioritas.
  • Anak terlantar dan salah asuh dapat terganggu sekolahnya karena mengalami penurunan prestasi atau terlibat masalah kriminal. Hal ini banyak menimpa keluarga miskin dan broken home. Anak masa kini mempunyai banyak ancaman dalam pendidikannya mulai dari pengaruh pergaulan salah, televisi dan media lain yang merusak serta beban psikologis akibat situasi yang sulit.
  • Anak yang kehilangan pengasuhan keluarga inti dan tidak mendapatkan pengasuhan pengganti yang tepat baik dalam keluarga maupun lembaga pengasuhan pengganti.
  • Pendidikan dianggap tidak menjawab kebutuhan masyarakat, sehingga orang tua tidak memberikan dukungan yang kuat untuk tetap bersekolah. Hal ini juga dipicu banyaknya pengangguran intelektual yang tidak mampu memberikan terobosan usaha mandiri dan mudahnya masyarakat berpendidikan rendah terjebak dalam janji bekerja yang ditengarai trafiking.
Data DO secara nyata tidak seluruhnya ada di Dinas Pendidikan, yang terekam adalah anak yang keluar dari sekolah di tingkatan tertentu. Sementara DO transisi (dari SD tidak melanjutkan SMP dan lulus SMP tidak menlanjutkan SMA) tidak diketahui. Sehingga angka DO selain dapat dilihat melalui sekolah juga dapat dikonfirmasi melalui anak usia sekolah yang sedang tidak bersekolah formal. Berikut data anak-anak (di bawah 18 tahun) yang DO menurut data dusun di Kabupaten Tulungagung :
No
Kecamatan
Anak Putus Sekolah
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
Besuki
37
33
70
2
Bandung
139
70
209
3
Pakel
137
115
252
4
Campurdarat
174
160
334
5
Tanggunggunung
97
73
170
6
Kalidawir
407
335
742
7
Pucanglaban
308
297
605
8
Rejotangan
262
133
395
9
Ngunut
225
152
377
10
Sumbergempol
238
148
386
11
Boyolangu
210
157
367
12
Tulungagung
155
74
229
13
Kedungwaru
299
165
464
14
Ngantru
214
174
388
15
Karangrejo
351
155
506
16
Kauman
294
289
583
17
Gondang
351
369
720
18
Pagerwojo
466
384
850
19
Sendang
427
275
702
Jumlah
4.791
3.558
8.349
Data Primer LPA Tulungagung



0 komentar :

Posting Komentar

 
Powered by Blogger Creative achanEBC