HARDIKNAS 2011
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, sadar dan trampil serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dan berlangsung seumur hidup, dilaksanakan didalam lingkungan keluarga, sekolah dan diluar sekolah (non formal).
Hari ini, 2 Mei 2011 merupakan Hari Pendidikan Nasional. Namun tidak sedikit anak yang kurang beruntung, tidak bisa menikmati status sebagai pelajar dan duduk di bangku sekolah layaknya teman-teman seusianya karena berbagai alas an, diantaranya alasan ketidakmampuan orang tua untuk menyekolahkan anaknya (baca : ekonomi). Biaya sekolah yang tidak ter-cover dana BOS (Biaya Operasional Sekolah) dirasa berat bagi sebagian masyarakat di Tulungagung dan mungkin juga masyarakat di luar Tulungagung.
Fenomena Drop Out Sekolah merupakan indikator terputusnya salah satu dukungan perlindungan anak. Pendidikan merupakan eskalator bagi masyarakat miskin guna meraih kesempatan melakukan mobilisasi vertikal dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Dengan pendidikan masyarakat miskin lebih mempunyai banyak pilihan dalam mencari sumber penghidupan dan memperluas akses dalam lingkungan pendidikan. Padahal kenyataanya drop out banyak dialami masyarakat miskin dengan beberapa penyebab diantaranya :
- Akses ke lembaga pendidikan setelah sekolah dasar, letak SMP atau MTs yang jauh sehingga butuh biaya transport. Apalagi tidak semua kecamatan memiliki SMA/SMK atau MA;
- Anak keluarga miskin yang terpaksa ikut bekerja, jika belajar tidak optimal dan anak-anak merasa memperoleh solusi dengan bekerja maka mereka menganggap pendidikan tidak prioritas.
- Anak terlantar dan salah asuh dapat terganggu sekolahnya karena mengalami penurunan prestasi atau terlibat masalah kriminal. Hal ini banyak menimpa keluarga miskin dan broken home. Anak masa kini mempunyai banyak ancaman dalam pendidikannya mulai dari pengaruh pergaulan salah, televisi dan media lain yang merusak serta beban psikologis akibat situasi yang sulit.
- Anak yang kehilangan pengasuhan keluarga inti dan tidak mendapatkan pengasuhan pengganti yang tepat baik dalam keluarga maupun lembaga pengasuhan pengganti.
- Pendidikan dianggap tidak menjawab kebutuhan masyarakat, sehingga orang tua tidak memberikan dukungan yang kuat untuk tetap bersekolah. Hal ini juga dipicu banyaknya pengangguran intelektual yang tidak mampu memberikan terobosan usaha mandiri dan mudahnya masyarakat berpendidikan rendah terjebak dalam janji bekerja yang ditengarai trafiking.
Data DO secara nyata tidak seluruhnya ada di Dinas Pendidikan, yang terekam adalah anak yang keluar dari sekolah di tingkatan tertentu. Sementara DO transisi (dari SD tidak melanjutkan SMP dan lulus SMP tidak menlanjutkan SMA) tidak diketahui. Sehingga angka DO selain dapat dilihat melalui sekolah juga dapat dikonfirmasi melalui anak usia sekolah yang sedang tidak bersekolah formal. Berikut data anak-anak (di bawah 18 tahun) yang DO menurut data dusun di Kabupaten Tulungagung :
No | Kecamatan | Anak Putus Sekolah | ||
Laki-Laki | Perempuan | Jumlah | ||
1 | Besuki | 37 | 33 | 70 |
2 | Bandung | 139 | 70 | 209 |
3 | Pakel | 137 | 115 | 252 |
4 | Campurdarat | 174 | 160 | 334 |
5 | Tanggunggunung | 97 | 73 | 170 |
6 | Kalidawir | 407 | 335 | 742 |
7 | Pucanglaban | 308 | 297 | 605 |
8 | Rejotangan | 262 | 133 | 395 |
9 | Ngunut | 225 | 152 | 377 |
10 | Sumbergempol | 238 | 148 | 386 |
11 | Boyolangu | 210 | 157 | 367 |
12 | Tulungagung | 155 | 74 | 229 |
13 | Kedungwaru | 299 | 165 | 464 |
14 | Ngantru | 214 | 174 | 388 |
15 | Karangrejo | 351 | 155 | 506 |
16 | Kauman | 294 | 289 | 583 |
17 | Gondang | 351 | 369 | 720 |
18 | Pagerwojo | 466 | 384 | 850 |
19 | Sendang | 427 | 275 | 702 |
Jumlah | 4.791 | 3.558 | 8.349 |
Data Primer LPA Tulungagung
0 komentar :
Posting Komentar